First week in St. Bellarminus, Menteng

I feel great to be here. When we entered the class to observe how the students are, I saw that the students were very enthusiast in learning. They were active in the first 10 – 15 minutes. The teacher was interactive and always engaged students to answer the questions and sometimes they asked something that they did not know. After 10 – 15 minutes, teacher still used the same strategy, it was asked about the materials from the textbook and students had to answer those questions. This teacher is the kind of textbook oriented teacher. While teacher try to get students attention through questions and explain about the material, some students had their own conversation, especially students who sat on the corner. They talked about soccer, birthday party; even one of them had conversation with his friend outside the class through the window used body language. Some of them started to sleep on the table and drew some pictures. The interesting thing from this moment was when the teacher asked something, they could answer the questions. So, it seems that students have mastered the material. Is it because of the textbook oriented strategy or something else?


Continue reading


My Aneh Photos


Yuhuuu…

Yuhuu… asiknya ngotak ngatik blog sendiri sampe gk kerasa bahwa gw harus pulang ke rumah!!
kangen ama pacar… tapi apa daya jauh!!
uhh,,,, kangen..
besok libur dan gw akan menikmati liburan gw setelah mengerjakan banyak tugas dan menjalani mid-test!!
kayaknya rambut gw yang keriting ini akan nambah keriting klo gw lagi gk punya uang!! klo lagi punya banyak uang, I can do what I want..
hihihuhuhehehaha


My Personal Secret

Apalah arti sebuah nama? Begitu kata banyak orang. Tapi bagiku tidak demikian. Nyatanya dari 2 kata sederhana memiliki makna yang dalam, tapi menurutku agak relijius. Well, itulah namaku!
Sekali lagi namaku terdiri dari dua kata. Kata pertama berarti kidung pujian atau nyanyian, untuk lebih indahnya mungkin melodi atau senandung. Yang memberikan namaku adalah papa. Tapi saying papaku sudah kembali ke rumah Bapa di surge 15 tahun yang lalu. Jadi, aku tidak bisa langsung menanyakan kepada sumbernya. Aku mendapatkan sejarah namaku dari sudut pandang mama saja, sisanya adalah imajinasiku sendiri.
Mama bercerita mengapa papa memilih kata itu untuk memberikan aku nama. Menurutnya sih, karena papa orangnya puitis, romantic dan sangat mencintai seni. Setiap kali hari spesial, papa selalu memberikan mama sebuah lukisan yang dilukisnya sendiri sebagai kado. Beberapa lukisannya masih terpampang di dinding rumahku. Salah satunya adalah lukisanku ketika berumur 5 bulan. Sisa lukisan papa yang sudah tidak terdeteksi lagi hilang dan sebagian rusak. Oia, satu lagi, papa bisa memainkan hamper seluruh alat musik. Dia juga banyak mengobati orang karena kemampuannya dalam pengobatan tradisional cina dan pijat refleksi. Rumah kecilku dulu di Citeureup dibangun oleh papa tanpa tukang. Sewaktu papa masih hidup ia bekerja di sebuah perusahaan obat-obatan. Papaku memang seorang yang multitalenta.
Kembali pada namaku. Kalimat kedua menceritakan tentang sejarah lahirnya aku ke dunia. Waktuku lahir bertepatan dengan ibadah perayaan natal di gereja. Untung saja papa dan mama sebelumnya sudah mengundurkan diri dari kepanitiaan perayaan natala. Kalau tidak bisa-bisa aku lahir di dalam gereja dan merusak acara natal.
Jadi, menurutku makna dari namaku adalah melodi atau senandung natal. Seperti penuh dengan seni dan keindahan.
Aku rasa namaku yang sekarang sangat sesuai untuk mendeskripsikan diriku. Aku suka musik-musik yang mengalu n lembit dan tenang. Aku suka sekali pemandangan-pemandangan alam. Terlebih pegunungan. Oh, indahnya! Pokoknya aku suka dengan keindahan apalagi disertai dengan ketenangan dan kedamaian. Dan satu lagi, dalam satu tahun hari yang paling kunanti-nanti adalah hari natal, melebihi aku menanti hari ulang tahunku sendiri. Aku suka dengan suasana natal.
Terkadang aku memang berpikir seandainya namaku ini atau seandainya namaku itu. Tapi, itu hanya untuk keren-kerenan saja. Anggaplah seperti nama gaul. Yang sebenarnya, aku sangat menyukai namaku sekarang. Bisa dibilang sih, ini nama “GUE BANGET”.


have a new blog

i have my new blog. actually, that’s for my assignment only. but, i still use this blog for my daily note.


Sebuah Isyarat Kemunduran Pelan-Pelan

Indonesia ; Manusia Vs Alam
Sebuah Isyarat kemunduran pelan-pelan
Created by : Istiawan and Gita Natalia

Dikenal sebagai zamrud khatulistiwa, Indonesia memiliki hampatan hutan hujan yang rimbun bak bentangan karpet hijau, laut yang luas dilengkapi dengan segala sumber daya alam di dalamnya, tidak jarang membuat kita terpukau. Beraneka ragam hewan dan tanaman eksotis juga tersebar merata di seluruh daerah di kepulauan negara kesatuan republik ini. Semua itu adalah sebuah bentuk tanggung jawab besar kita sebagai manusia untuk tetap menjaga keberadaanya.
Namun apa yang terjadi saat ini adalah sebaliknya, kondisi lingkungan di Indonesia sangat memprihatinkan. Data dari kementerian Lingkungan Hidup mengumumkan daftar indek kerusakan lingkungan dengan urutan urutan Pulau Papua (75,29 %), Sulawesi (73,66 %), Bali NTT (68%), Sumatera (64,63), Kalimantan (62,01 % ) dan Jawa (53,50 % ). Melihat kondisi ini, apa yang dapat kita berikan untuk kelangsungan sumber daya alam yang ada di sekitar kita? Sebagai satu-satunya makhluk yang dianugerahi kemampuan berpikir dan akal budi, sudahkah kita peduli pada lingkungan? Pada dasarnya kerusakan lingkungan berdampak pada berbagai sektor, antara lain;
1. Lingkungan dan Pariwisata
Indonesia terkenal dengan keindahan panorama alamnya, namun karena kerusakan alam, terutama terumbu karang dan hutannya, kini keindahan itu sudah mulai pudar. Dengan begitu, daya tarik wisatawan untuk berkunjung juga semakin berkurang. Terbukti berdasarkan BPS ( Badan Pusat Statistik) pada februari 2009 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Indonesia sebanyak 421,6 ribu berkurang sebanyak 10,91 % dibandingkan pada Januari 2009.
2. Lingkungan dan Ekonomi
Masih ada hubungannya dengan pariwisata, kerusakan lingkungan juga berdampak pada penurunan jumlah pendapatan khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya hutan seperti kayu, ekspor ikan, udang, kepiting dan lain-lain

3. Lingkungan dan Politik
Politik dalam hal ini, yakni masalah pandangan negara tetangga akan kondisi keamanan di Indonesia. Contoh yang sudah terjadi yakni, akibat adanya tsunami dan kerusakan alam Indonesia, negara tetangga juga akan berpikir dua kali untuk mengirimkan tim diplomatiknya berkunjung ke Indonesia. Mereka berpikir Indonesia bukan merupakan Negara yang aman. Banyak sekali bencana alam yang terjadi, seperti bencana tsunami di Aceh, Pangandaran dan Kepulauan Nias, Gempa bumi di jogja, padang dan lain-lain.
Upaya penanggulanganya:
1. Menggalakkan promosi kepariwisataan di Indonesia melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, di dalam dan luar negeri.
2. Menjaga, merawat dan mengawasi pelaksanaan upaya pelestarian sumber daya alam seperti terumbu karang, reboisasi dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam serta berupaya mencari sumber daya alternatif yang ramah lingkungan.
3. Membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi, salah satunya dengan sering mengadakan even berskala international seperti Climate Change Conference di Bali.
4. Membentuk kesadaran publik akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai penyuluhan yang berkesinambungan.
Sedikit saja menoleh ke belakang, sudah terlalu banyak kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia. Pernahkah terpikir oleh kita bahwa alam tak pernah menuntut banyak agar ia dilindungi? Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk alam dan akan kembali memberi manfaat kepada kita sebagai manusia, seperti mencegah diri kita dari keserakahan untuk mengambil kekayaan laut tanpa peduli akan resiko yang akan kita hadapi. Lalu mengapa kita belum sadar juga? Sulitkah untuk sekadar melakukan hal yang kecil tapi berarti untuk hidup?


My Literature Class

Talking about literature and culture class, the first and the second class was taught by Mr. Ken, because Mrs. Vera was going to Venezia. Actually, in the first week I didn’t understand the materials because I didn’t understand what Mr. Ken meant. I wanted Mrs. Vera to teach us because I never joined her class in the first semester.
When Mrs. Vera came back to this campus, she asked us to write a poem then made the poster of that poem, it was really interest. Not enough in those assignments, she pushed us to have an acting. Wuuh,, I really love it!
One day, Mrs. Vera went to Solo and Mrs. Hillary Smith substitutes her to teach us. We learned about New Zealand poem. It was easier to listen when she speaks than Mr. Ken.
The interesting topics that I learned were identity, racism, discrimination, gender bias and feminism. We learned most those things through the poems. Let me mention some of the poem that I like.
– Leaf (e.e cummings), this poem is very simple but unique.
– Because I Could Not Stop for Death (Emily Dickinson). This poem little bit scary because talking about death.
– A Narrow Fellow in the Grass (Emilly Dickinson), because there’s no word of snake, but we as a reader know that the poem tell about the snack.
– Cross (Langston Hughes) and Incident (Countee Cullen), are poem tell about the racism and discrimination, about the differences between black and white in society.
– Farm Wife (R.S / Thomas) and I Stop Writing the Poem are poem talking about the role of the woman.
Through this subject, I can learn the terms that I didn’t know and parables that used to refer something outside the Indonesian context, Examples; Melting Pot, Salad Bowl, WASP (White Anglo-Saxon Protestant), Stowaway and Illegal Alien.
Unfortunately, Ms. Vera doesn’t know my name. Every meeting when she wants to put the score of my performance, she always asks my name to my friends.

Gita Natalia
2009120011
Section C


PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

INDONESIA BANGKIT DAN BERKARYA!

PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
Berbicara masalah pendidikan masyarakat karawang , ada satu fakta tentang seorang gadis, berusia 15 tahun. Ia berasal dari kalangan kelas bawah, yang tidak mampu mengenyam pendidikan wajib 9 tahun, karena keterbatasan biaya. Permasalahannya tidak cukup hanya pada keterbatasan biaya saja. Kebutuhan hidup yang terus meningkat, ikut mendorong dirinya untuk bekerja dengan upah yang minim dan menjadi tulang punggung keluarga. Akan tetapi, cerita di atas terjadi 3 tahun yang lalu, sebelum ia mengikuti program PKBM di daerahnya. Saat ini, ia telah memiliki ijazah paket C (setara dengan SMA). Malahan, sekarang ia bekerja dengan upah yang layak, serta mambantu memperbaiki perekonomian keluarganya.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan PKBM, yang telah membantu meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki ekonomi seseorang?
Berada di tingkat dusun, kelurahan, ataupun kecamatan. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau yang sering disingkat dengan PKBM, yang bergerak dalam pendidikan non-formal bagi masyarakat. Memiliki tujuan untuk mengentaskan miskinnya ilmu pengetahuan dan keterampilan, yang kebanyakan terjadi di dalam masyarakat Indonesia menengah ke bawah. Selain itu, PKBM juga dapat meningkatkan potensi masyarakat, berdasarkan kemampuan dan kepentingan masyarakat.
PKBM Cepat Tepat, terletak di Jl. Dewi Sartika, Karawang. Diprakarsai oleh H. Uku (alm.), saat ini dikelola oleh anaknya, Didik Hudiana. Merupakan salah satu contoh Lembaga PKBM yang sangat berpengaruh bagi peningkatan kualitas masyarakat, khususnya di daerah Karawang. Kegiatan PKBM ini di antaranya:
 Program Paket B (setara dengan SMP)
 Program Paket C (setara dengan SMA)
 Program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
 KBU (Kelompok Belajar Usaha), contohnya; membuka bengkel mobil dan kursus menyetir
 Program KUPP (Kelompok Usaha Pemuda Produktif), contohnya; kursus otomotif bagi siswa produktif.
PKBM Cepat Tepat hanyalah salah satu contoh dari program PKBM nasional. Mungkin memang tidak dalam skala besar, tetapi berdampak sangat mendalam bagi kehidupan masyarakat. Jika di setiap dusun, desa ataupun kecamatan minimal memiliki satu PKBM, maka hal ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, juga dapat memberdayakan potensi lokal, khususnya di daerah tersebut.
Masyarakat tidak perlu khawatir tentang tarif yang di berlakukan untuk mengikuti program PKBM, karena PKBM ini di tujukan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, pada setiap PKBM juga memiliki program KBU ( Kelompok Belajar Usaha), yang dapat menghasilkan keuntungan bagi siswa-siswi PKBM .
Program ini dapat membantu pemerintah untuk mengentaskan miskinnya ilmu pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, sudah selayaknya lembaga pendidikan non-formal ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Selain itu, program ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, yang akan disusul dengan meningkatnya kualitas SDM di Indonesia.
Saya pikir sudah saatnya Indonesia untuk bangkit dan berkarya!


Literature is,,

Literature likes an old house. There are having sense of art and culture like “rumah jawa” or “rumah belanda kuno”. There are having beautiful carvings like every word in literature. That house also keeps mystery of beauty inside which can touch the soul.